Ditiduri Kunti Syantiq (Versi Majalah Gaib)


POCONGLUDAH.COM - Belum genap satu jam diriku memejamkan mata. Tiba-tiba kumerasakan hal yang sangat aneh. Yha! Tulang rusuk kananku ada yang menekan dengan sangat keras. Niat kubuka mata sambil mengumpat, karena kukira itu merupakan ulah adikku. Namun ketika kubuka mata… OH FAKKK!!!

Halooo, perkenalkan namaku Qolbi kuberasal dari Tangerang Selatan. Di sini kupengen menceritakan sebuah kisah yang sangat membekas di hati (wakakakaka, tenang ini bukan cerita mantan koo).

Jadi waktu itu ceritanya tepat pukul 11 malam, ku diperintahkan oleh all mighty mom untuk menjemput kepokanan yang habis pulang study tour SD. Di situ sebenernya mager abis sih, namun daripada ntar diriku dikutuk jadi tampan karena membangkang kan ya jadi seneng gitu, haha. Yap, singkat cerita yaudah beranjaklah diriku dari kasur empuq qu.

Tepat pukul 11:05 menit kutelepon lah si adik ponakanku itu.

“Halooo May?” namanya Cikumay (ngeselin kan namanya? hahaha)

“Iya kak, why?” tanyanya

“Bisnya uda sampai mana?” tanyaku

“Waduwww, masih jauh kak. Ini baru aja kena macet di Tol Cikarang.”

“Walah, masih jauh bat dahhhh. Yauda ntar berkabar lagi yaa. Babay!”

Langsung aja kututup teleponnya karena masih jauh bat kan ya itu jaraknya, dari Cikarang ke Tangerang Selatan. Lalu baru kuberniat untuk membantingkan diri ke kasur empuq qu lagi, tiba-tiba…

“Drtttttt…. Drtttttt…. Drtttttt…. Kringgg…. Kringgg…. Kringgg….” HP-ku berbunyi

“Yha, halooo?” tanyaku

“Eh, Qol!” sori yak, panggilanku emang aneh (((Qol))) wakakaka

“Ibu mertuaku meninggal, Qollll!” ternyata ini telepon dari temanku

“Innalillahhhhh!!!” sontak kutercekat

“Oke Tolll, gue langsung ke sana!” tenang jangan p*rno dulu temenku ini namanya Tolib, haha

Singkat cerita sampailah diriku di rumah duka temanku. Cus kuambil air wudhu, kubuka lock sreen HP, kutekan aplikasi Al-Qur’an, dan mulailah kudendangkan suara emasku di rumah duka temanku (maklum ane ini juara iqra’ di SMP dulu, hihi).

Satu jam pun berlalu, akhirnya kuizin pamit kepada temanku dan keluarganya untuk beranjak beralih menjemput adik keponakanku.

“Brummmm, cittttssss!”

Tepat pukul 12:30 malam, sepeda motorku tiba di depan gerbang SD keponakanku. Jadi ceritanya, SD keponakanku ini kebetulan berada tepat berhadapan dengan SMP ku dulu. Persis berhadapan, hanya dipisahkan row jalan selebar 7 meter ajah.

Masih sambil celingukan mencari sosok bus ukuran besar, yang ternyata diriku gagal mendapatkannya.

“Haduhh, udah jam segini ternyata belum sampai juga? Hmmm, bisa sampai rumah pagi ini.” umpatku

Nah, karena kondisi di depan gerbang SD semakin ramai. Nda tau kenapa diriku merasa risih, dan aku pun memutuskan untuk menyeberang jalan menuju ke arah gerbang SMP ku dulu.

Sesampai di depan gerbang SMP, memang sih tidak seramai dan sesumpek di depan gerbang SD. Namun hakok ya sempat-sempatnya otak alam bawah sadarku tiba-tiba mengingat semua kejadian mistis di SMP ini!

Beberapa di antaranya seperti ada guru BP yang kesurupan ketika memarahi muridnya, guru matematika yang tiba-tiba melihat pocong berseragam guru matematika ikut di kelasnya, hingga kepala sekolah yang tiba-tiba melihat kepala dari kepala sekolah, dari seluruh sekolah di area itu yang meringis kepadanya (mamam pusing nda bacanya? wakakakaka). Yah, pokoknya SMP ini memang angker banget lah pokoknya.

Belum selesai seluruh memori seram itu tertampil tuntas di otakku, tiba-tiba…

“TONNNN…. TONNNN…. TONNNN….!!!”

Suara klakson bus yang super ngeselin itu memecahkan imajinasiku yang semakin liar.

“Hah! Anjrottt kaget guaaa!”

Seakan tak ingin berlama-lama, kulangsung beranjak dari tempatku berdiri, menghampiri si Cikumay, dan cus mengajaknya pulang.

Sesampai di rumah, tanpa banyak babibu kulangsung memarkirkan sepeda motor, lepas sepatu, cuki dan cumuk, lalu membantingkan diri di kasur empuq qu. Belum genap lima menit, aku pun tertidur. :)

Nah, sampai di sini sebenarnya akan jadi cerita dewasa yang menggairahkan dan bikin dagdigdug kalau diceritakan. Namun karena ada campur tangan dari si mbak-mbak kamvret ini semua memori indah itu jadi berantakan, huhu. :(

Tapi mungkin ini salah diriku sih ya (tapi nda tau juga sih salah siapa, haha :v). Jadi, pokoknya waktu itu posisi kasurku itu kepalannya menghadap ke arah barat. Dan waktu diriku mimpi adegan dewasa, kutidur menghadap ke selatan.

Nah, karena dalam mimpi tersebut ada sebuah adegan yang mengharuskanku berbalik arah untuk mendapatkan posisi yang lebih pewe untuk mantap-mantap (haha), akhirnya kuputuskan untuk membalikkan badan ke arah utara. Dan ternyata ini yang menjadi buah simalakama penghancur mimpi indahkuuu. :(

Jadi gini, kupunya sebuah kebiasaan kalau tidur itu harus mematikan seluruh lampu sampai gelap sehingga kubisa tertidur lelap. Nah, waktu itu posisinya, setelah kuberbalik ke arah utara, kumerasa ada sesosok yang berdiri tepat di depanku, dan mulai menempelkan ujung jarinya tepat di tulang rusuk kananku (mungkinkah ini jodohku [gumamku], wakakaka ya kaga lah ya). Awalnya kukira itu adalah ibu yang hendak membangunkanku karena suatu hal.

Namun dugaanku salah, Sobbbbb! Ketika kumulai membuka mata, ternyata sosok yang kukira ibu itu bukanlah ibukuuu.

Kumelihat dengan sangat jelas, tepat di depan mataku ada sesosok wanita berpostur tinggi, dengan tubuh bungkuk, sangat kurus, dan berbaju lusuh (seperti habis kabur dari galian kubur, wakwak). Wanita itu mulai memberikan tekanan pada ujung jarinya yang menempel di tulang rusuk kananku!

“Hkkkkkk!!! Sakittt!!!!” kucoba menahan rasa sakit yang amat sangat

Seakan mangetahui rintih kesakitanku, wanita bungkuk berbaju lusuh itu semakin menjadi menekan ke tulang rusukku!!! Karena saking takutnya, kutak mampu berteriak, dan hanya bisa memejamkan mata saja sambil sayup-sayup kudengar suara…

“khi… khi… khi… khi…”

Ternyata sosok itu sangat menikmati rasa sakit yang kurintihkan sambil tertawa tipis-tipis yang makin membuatku bergidik ngeri!

Nah, di saat mataku terpejam, entah bagaimana ceritanya kok bisa-bisanya aku tiba-tiba berada di belakang wanita bungkuk lusuh itu. Jadi aku semacam melihat diriku tidur terbaring tidak berdaya, dan di depannya ada wanita bungkuk lusuh yang menusukkan jari telunjuknya ke arah tulang rusuk kananku. Dan ketika kupicingkan mata…

“Fakkkk!!! Tusukannya sangat dalam menghujam ke tulang rusukku.”

Nda cuma itu, seakan mengetahui diriku ada di belakangnya, wanita itu semacam mempermainkan tusukan-tusukannya di tubuhku.

Sambil kesal kumengumpat dalam hati.

“Jancokkk, itu tubuh gua jangan dimainin cokkkk!!!”

Belum selesai kalimat umpatanku, tiba-tiba tusukan jari dari sosok itu berhenti, dan seperti biasa, seperti pada film-film setan kampret pada umumnya, sosok wanita itu tiba-tiba menengok tajam ke arahku dengan tengokan ala-ala leher patah. Dan kalian pasti tau apa yang terjadi setelah momentum itu?

Yha!!! Tiba-tiba saja wajah wanita bungkuk lusuh itu tepat berada hanya satu jengkal di depan wajahku! SATU JENGKALLL SOBBBB!!!

Masih sangat jelas teringat, wanita itu menatapku penuh amarah dengan mata yang full hitam disertai pupil putih besar di tengahnya, juga tidak lupa senyumanya yang masih membuatku bergidik ngeri sampai sekarang.

Senyumnya sangat lebar sampai ke telinga, disertai dengan gigi yang sangat besar jelas terpampang di depan mata. Dan yang paling jiancok adalah, kombinasi ambyar dari mata, senyum, dan gigi yang abnormal itu diberi finishing berupa cipratan darah yang masih segar, tersebar di seluruh permukaan wajahnya yang sangat bernafsu ingin menggodaku sampai mati!

Seketika itu kucuma bisa berteriak minta tolong!

“TOLONGGGGG, IBUUUUUUUK, BAPAKKKKKKKK TOLONGGGG!!!!!”

Ya, ini bukan mimpi! Kusangat jelas mendengar suaraku bergema ke seantero sudut ruangan rumah. Namun kenapa tak ada satupun orang yang datang menolongku?!

Di tengah kondisi kritis itu, akhirnya kucoba sekuat tenaga mengatasinya sendiri. Kukeluarkan semua memori-memori hafalan ayat suci dari dalam ingatanku.

Mulai dari takbir, istigfar, hamdalah, tahmid, tahlil (eh banyak bener ya, haha), lalu upaya terakhir yang bisa kulakukan adalah membaca ayat suci pamungkas, yaitu ayat kursi!

“Allahu laa ilaa ha illah hu wal hayyul…”

Belum selesai kumerapalkan keseluruhan dari ayat ini, tiba-tiba…

“Le… cepat balikkan badanmu ke arah selatan…” lirih namun sangat jelas terdengar sebuah frekuensi suara yang ingin menolongku

Seakan mendapat kemantapan bahwa itu merupakan satu-satunya solusi yang bisa kulakukan. Maka mulailah kukumpulkan kekuatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman telunjuk wanita laknat itu!

“Bismillahhhh Ya Allahhhhhh!!!!! Satu, dua, ti…”

“GAAAAAAAA!!!” kukerahkan seluruh tenaga untuk membalikkan tubuhku ke arah selatan, dan…

“BISAAAAA!!! EH ALHAMDULILLAHH BISAAAAA!!!”

Setelah itu, kumerasa si wanita laknat itu tidak lagi menusuk-nusuk tulang rusukku.

Namun, ternyata tragedi malam itu belum selesai. Tiba-tiba kudengar…

“Ting… ting… ting….”

“Ting… ting… ting….”

“Ting… ting… ting….”

Juancokkkkkkk, si wanita laknat itu tepat berada di depan pandanganku, dan kalian tahu apa yang ia lakukan?! Ia terlihat memetik-metikkan senar gitar yang kutaruh tepat di seberang tempat tidurku!!! Mimik mukanya masih sama, ekpsresi wajah dengan senyum lebar dan gigi-giginya yang besar. Pun, pandangan matanya juga masih sama, sambil memelototiku dalam-dalam dengan penuh perasaan dan penghayatannn!!!.

“Ya Allah, dosa apa sehingga engkau memberikan cobaan macam inii?? Huhuhu.” batinku

Dalam kondisi kritis seperti itu, kusudah tak punya energi lagi untuk berontak. Kuhanya bisa pasarah sambil memejamkan mata.

“Udahlah terserah abis ini mau diapain, kucuma bisa pasrah… :(“

Usai ku berpasrah diri, alhamdulillah-nya tiba-tiba kutertidur.

Di tengah ketidaksadaran diriku, tiba-tiba kumerasakan ada semacam tangan yang menggoyang-goyang tubuhku.

“Hyung… hyung… hyung…” tanda tubuhku digoyang-goyang

Akhirnya kesadaranku mulai terkumpul, dan ketika kubuka mata sontak kuberteriak.

“KUNTIIIIIIIIIIII!!!”

Yang ternyata kali ini diriku salah, karena itu bukan kunti melainkan benar-benar ibuku, hahahaha (untung kaga dikutuk ya karena ngatain ibu sendiri kunti).

Nah, usai kejadian itu barulah seisi rumah heboh akan kejadian yang kualami semalam.

Awalnya kumerasa paling semua itu hanya mimpi. Namun ternyata tidak! Faktanya rusuk kananku benar-benar masih terasa sakit sampai pagi itu. Dan ketika kubuka, ternyata ada semacam bekas merah seperti memar tepat di tulang rusuk kananku, di mana tempat si wanita lanknat itu menonyol-nonyolku.

Lalu, ada juga tante yang datang ke rumah dan mencoba menelaah perihal apa yang terjadi. Dan di dapat kesimpulan dari tante bahwa ternyata si wanita bungkuk lusuh itu merupakan makhluk penunggu di SMP-ku. Dan merasa terpanggil ketika diriku melakukan nostalgia dengan cerita-cerita seram yang terjadi di situ. Lalu batinku…

“Anjrootttt dasar Kunti kaga ada kerjaaannnnn!!! -_-”


--------------------

 

Cerita:

Miftahul Qolbi 

Penyunting:

Hadiid Abdurrohman

 

Posting Komentar

0 Komentar